Welcome

Sunday 10 September 2017

MAKALAH MIGRASI PENDUDUK

MAKALAH
MIGRASI PENDUDUK
Dibuat untuk memunuhi tugas mata kuliah Seminar Kependudukan dan Catatan Sipil

                                                                                    







  Kelompok 6 :
Eko Sulistiawan.  25.0306
Jan Febri
Julius Carlos S
Lusiana
Muammar Khadafi

    Kelas : A1
Mata Kuliah : Seminar Kependudukan dan Catatan Sipil
Dosen : H. Teuku Syahrul Johan M.Si



INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN


Analisis demografi memberi sumbangan yang sangat besar, baik kualitatif maupun kuantitatif pada kebijakan kependudukan, dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Perubahan-perubahan unsur  demografi tersebut pada gilirannya mepengaruhi perubahan pada berbagai bidang pembangunan secara langsung maupun tidak langsung.
Selanjutanya perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang pembangunan akan mempengaruhi dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Kepeduduk merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dan tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit untuk mengukur dan menentukan ukuran bagi migrasi itu sendiri.
Prilaku kelahiran dan kematian berbeda dengan mobilitas penduduk. Angka kelahiran dan kematian pada periode waktu tertentu mempunyai sifat ajeng(stabil) sebagai contoh pada tahun 1993 di Indonesia tingkat kelahiran kasar dan tigkat  kematian kasar masing-masing besarnya 24,1 dan 7,8 per 1000 penduduk pertengah tahun. Angka-angka ini besarnya tidak berubah sampai akhir tahun 1995. Tetapi untuk mebilitas penduduk tidak ada sifat keteraturan ( keajegan) seperti angka kelahiran dan kematian.
migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas Penduduk diartikan sebagai perpindahan/ Pergerakan penduduk dari satu daerah kedaerah lain. Mobilitas penduduk secara umum dibagi menjadi dua. Yaitu mobilitas penduduk vertikal (perubahan status) dan mobilitas penduduk horizontal, atau sering disebut dengan mobilitas penduduk geografis, adalah gerak (movement) penduduk yang melitasi batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalm periode waktu tertentu (Mantra, 1978). Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua yaitu mobilitas permanen/menetap dan mobilitas non permanen/sirkuler/sementara/ulang alik. Mobilitas non permanen berupa 1) Forenden/nglaju ( orang yang tinggal di desa/luar kota tetapi mempunyai mata pencaharian di kota sehingga setiap hari pulang pergi), 2). Turismen (perjalanan ke daerah pariwisata) 3). Week end/ berakhir pekan (kegitan berpergian dihari minggu untuk bersantai). Sementara mobilitas permanen berupa migrasi.
Di Indonesia migrasi dilakukan untuk pemerataan penyebaran penduduk dan peningkatan pembangunan daerah serta peningkatan kualitas hidup penduduk. Namun migrasi seringkali juga menimbulkan masalah karena migrasi yang banyak terjadi adalah migrasi jenis urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan untuk mengadu nasib. Namun pada kenyataan-nya banyak diatara mereka yang tidak beruntung sehingga menimbulkan masalah-masalah di perkotaan.






















BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MIGRASI
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Haupt, Kane & haub (2011:24) dalam  bukunya yang berjudul PRB’s Population  Handbook: A quick guide to pupulation dynamics for journalist, policy maker, teacher, student,  adn other people interested in demography, mengatakan bahwa :
Migration is the geographic movement of people across a specified boudary for the purpose of establishing a new permanent or semi permanentresidence. The terms “immigration” and “emigration” are used to refer to moves between countries (international migration). The prallel terms “in-migration” and out-migration” are used for movement between areas within a country (internal migration).

            Sehingga dapat dipahami bahwa migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara untuk tujuan menetap. Perpindahan penduduk untuk tujuan menetap yang melewati batas negara disebut sebagai migrasi international dan yang melewati batas daerah/administratif disebut dengan migrasi internal/nasional. Jadi migrasi adalah perpindahan yang relatif permanen (lee,1996). Orang yang melakukan migrasi disebut migran.

B. JENIS-JENIS MIGRASI
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara ataupun antarnegara. Berikut ini adalah jenis-jenis migrasi:

1.   Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
Migrasi internasional terdiri dari tiga macam yaitu imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
a.      Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Misalnya, seseorang dari malaysia pindah ke Amerika Serikat, bagi Amerika serikat orang tersebut disebut imigran. 
b.      Emigrasi, yaitu  keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran. Misalnya, orang Indonesia yang menetap di Filipina. Bagi indonesia orang tersebut disebut emigran dan bagi Filipina disebut imigran.
c.      Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya setelah beberpa lama berada di negara lain. Misalnya karena sudah tua, tenaga kerja yang kontrak kerjanya sudah habis dan mereka kembali ke negara asalnya.
2.     Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain di dalam satu negara. Migrasi nasional /internal terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

·        Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
·        Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi. 
Jenis transmigrasi apat dibedakan atas :
1.      Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah.
2.      Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek 
3.      Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri 
4.      Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama
·        Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

3.    Evakuasi
Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MIGRASI

Lee (1966) mengatakan dalam teori dorong-tarik yang disampaikan terdapat faktor-faktor migrasi sebagai berikut :
1) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
2) Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan
3) Faktor Penghalang antara.
4) Faktor-faktor pribadi (individu)
                        Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Lee, maka secara rinci dapat diuraikan berbagai faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya migrasi, diantaranya adalah
a. Faktor-faktor pendorong (push factor) adalah faktor yang mengakibatkan terjadinya migrasi yang berasal dari daerha asal migran tersebut,  antara lain adalah:
·        Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
·        Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
·        Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
·         Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
·        Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
b. Faktor-faktor penarik (pull factor) faktor yang berasal dari daerah tujuan migrasi tersebut, antara lain adalah:
·        Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup.
·        Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
·        Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
·        Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
E.G Ravenstin pada tahun 1885 menyebutkan bahwa terdapat 7 hukum-hukum perpindahan penduduk/migrasi (Bogue, 1969) yang terdiri dari :
1.      Migrasi dan Jarak
Sebagian besar migran melakukan perpindahan dalam jarak dekat.
2.      Migrasi berlangsung secara bertahap
Penduduk pada awalanya akan berpindah dari daerah pedesaan ke daerah tepi perkotaan sebelum kemudian masuk kedalam kota besar tersebut.
3.      Arus Migrasi arus Migrasi balik
Tiap adnya arus migrassi akan terjadi juga migrasi arus balik.
4.      Daerah Urban ( Perkotaan) dan rural (pedesaan)
Penduduk perkotaan lebih sedikit yang melakukan migrasi dibandingkan dengan penduduk desa.
5.      Perpindahan jarak dekat didominasi perempuan
Untuk perpindahan dengan jarak dekat lebih banyak dilakukan oleh perempuan daripada laki-laki.
6.      Teknologi dan Migrasi
Perkembangan teknologi akan meningkatkan migrasi.
7.      Dominasi Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah kekuatan yan paling potensial untuk melakukan perpindahan/migrasi, meskipun banyak faktor lainnnya ynag mendorng timbulnyamigrasi.

D. DAMPAK MIGRASI PENDUDUK
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.

1. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
a. Dampak Positif Imigrasi
1.      Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli.
2.       Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan.
3.      Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi.
4.      Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa.
b. Dampak Positif Emigrasi
1.      Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing.
2.      Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya.
3.      Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain.
4.      Meningkatnya kesejahteraan keluaga dikarenakan mendapatrkan kiriman dari keluarga yang bekerja di luar negeri.

2. Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :
a. Dampak Negatif Imigrasi
1.      Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
2.      Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
b. Dampak Negatif Emigrasi
1.      Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
2.      Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.

3. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
a. Dampak Positif Transmigrasi
1.      Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
2.      Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
3.      Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
4.      Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, coklat dan lain-lain
5.      Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
b. Dampak Positif Urbanisasi
1.      Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
2.      Mengurangi jumlah pengangguran di desa
3.      Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
4.      Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
5.      Perekonomian di kota semakin berkembang

4. Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :
a. Dampak Negatif Transmigrasi
1.      Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
2.      Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
b. Dampak Negatif Urbanisasi
1.      Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
2.      Produktivitas pertanian di desa menurun
3.      Kurang kuatnya stabilitas keamanan karena hanya tinggal penduduk tua di desa.
4.      Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
5.      Meningkatnya pengangguran di kota
6.      Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
7.      Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.


E. PENGUKURAN MIGRASI

            Pengukuran Migrasi dilakukan pada masing-masingindikator migrasi. Berikut adalah indikator migrasi atau perpindahan penduduk yang digunakan secara umum.
1. Angka Migrasi Masuk ( In Migration Rate/mi)
2. Angka Migrasi Keluar ( Out Migration Rate/mo)
3. Angka Migrasi Neto ( Net Migration Rate/mn)
4. Angka Migrasi Bruto ( Gross Migration Rate/mb)

1. Angka Migrasi Masuk ( In Migration Rate/mi)
Angka Migrasi Masuk (Mi) adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per seribu penduduk pada daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
Jumlah migrasi masuk pada tahun tertentu  x  k
     Jumlah Penduduk Pertengahan tahun
Atau
                 mi =
Rumus:
Angka Migrasi Masuk (mi) =




Keterangan :
mi        : Angka Migrasi Masuk
I           : Jumlah Migrasi Masuk
P          : Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun     
k          : Konstanta dengan nilai .1000

2. Angka Migrasi Keluar ( Out Migration Rate/mo)
Angka Migrasi Masuk (Mi) adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu daerah per seribu penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun.
Jumlah migrasi keluar pada tahun tertentu  x  k
     Jumlah Penduduk Pertengahan tahun
Atau
                 mo =
Rumus:
Angka Migrasi Keluar (mo) =



Keterangan :
mo       : Angka Migrasi keluar
I           : Jumlah Migrasi keluar
P          : Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun     
k          : Konstanta dengan nilai .1000




3. Angka Migrasi Neto ( Net Migration Rate/mn)
Angka Migrasi Netto (Mn) adalah selisih banyaknya migran yang masuk dengan migran yang keluar dari suatu wilayah per seribu penduduk dalam satu tahun.
Jumlah migrasi masuk– Migrasi keluar pada tahun tertentu  x  k
                       Jumlah Penduduk Pertengahan tahun
Atau
                        mn =  x k
Rumus:
Angka Migrasi Neto (mn) =




Keterangan :
mn       : Angka Migrasi Neto
I           : Jumlah Migrasi Masuk
O         : Jumlah Migrasi Keluar
P          : Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun     
k          : Konstanta dengan nilai .1000


4. Angka Migrasi Bruto ( Gross Migration Rate/mb)
Angka yang menunjukkan selisih banyaknya kejadian perpindahan penduduk pada suatu daerah per seribu penduduk dalam waktu satu tahun, yakni jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.
Jumlah migrasi masuk + Migrasi keluar pada tahun tertentu  x  k
         Jumlah Penduduk  Daerah Tujuan + Daerah Asal
Atau
                        mg =  x k
Rumus:
Angka Migrasi Neto (mn) =




Keterangan :
mg       : Angka Migrasi Bruto
I           : Jumlah Migrasi Masuk
O         : Jumlah Migrasi Keluar
P1        : Jumlah Penduduk di Daerah Tujuan
P2        : Jumlah Penduduk di Daerah Asal
k          : Konstanta dengan nilai .1000


















BAB III
PENUTUP

          Migrasi merupakan salah satu hal yang  ada dalam dinamika kependudukan selain kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Migrasi tentunya menjadi dinamika tersendiri yang berbeda dari fertilitas dan mortalitas. migrasi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam tercapainya tujuan pembangunan di segala bidang dalam kehidupan baik bidang politik, ekonomi, sosial dan bidang-bidang lainnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Banyak hal yang dapat disebabkan dari dampak migrasi mulai dari teciptanya kesejahteraan sosial bagi masyarakat dan semakin berhasilnya tujuanpembangunan, namun dampak negatif tentu juga mewarnai akibat dari migrasi yaitu menciptakan berbagai  maslah kependudukan baik dilingkup desa, kota, ataupun negara. Jadi Pengaturan migrasi yang baik akan sangat berdampak positif dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Begitupun juga sebaliknya, pengaturan dan manajemen yang buruk tentu juga akan berdampak negatif bagi masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi namun dikatakan berupa kegagalan baik dari kemampuan dan skill yang dimiliki masih kurang ataupun kurangnya lapang pekerjaan di tempat yang tujuan.
            Perhitungan yang tepat dalam menghitung jumlah migrasi dari berbagai indikator yang menghasilkan data yang tepat dan akurat akan sangat berguna dan menjadi bahan dasar oleh pemerintah untuk menentukan kebijakan yang akan diambil dalam upaya untuk tercapainya tujuan pembangunan. Program transmigrasi yang dilakukan bangsa indonesia sedikit banyaknya sudah mempengaruhi dalam upaya peyebaran dan  pemeretaan penduduk di indonesia. Dan diharapkan untuk kedepannya pemerintah dapat terus membuat kebijakan-kebijakan yang tepat agar indonesia akan keluar dari yang namanya negara dunia ketiga (negara berekembang) dan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
            Demikianlah makalah ini kami buat mohon jika masih banyak terdapat kekeliruan dan kami ucapkan terimakasih.





DAFTAR PUSTAKA

Hutasoit, Imelda. 2017. Pengantar Ilmu Kependudukan. Bandung: Penerbit Alfabeta
Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar
Efendi Satria.2014. Makalah Kependudukan.

Anonim. 2012. Migrasi penduduk.


0 komentar:

Post a Comment