Perkembangan Islam di Dunia
A. PERKEMBANGAN ISLAM BERDASARKAN PERIODENYA
1. PERKEMBANGAN
ISLAM PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
Khilafah Rasyidah merupakan pemimpin umat
Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dimana sistem
pemerintahan yang diterapkan adalah pemerintahan yang demokratis.
Nabi
Muhammad SAW tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan
beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau
nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk
menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi
jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai
kota Bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih
menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing
pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin
umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi, akhirnya, Abu
Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang
tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.
2. MASA ABU BAKAR RA. ( 11-13 H / 632-634 M)
Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah.
Lalu Nabi Muhammad saw. mengganti namanya dengan Abdullah. Lengkapnya Abdullah
bin Abi Quhafah at-Tamimi. Ia terlahir dari pasangan Usman (Abu Quhafah) bin
Amir dan Ummu Khoir Salma binti Sakhr, yang berasal dari suku Taim, suku yang
melahirkan tokoh-tokoh terhomat.
Sejak kecil ia terkenal sebagai anak
yang baik. Perilakunya yang lemah-lembut, jujur, dan sabar, membuatnya
disenangi masyarakat. Karena sifat-sifatnya yang mulia itulah sejak masa
remajanya ia sudah bersahabat dengan Nabi Muhammad saw.
Ia dilahirkan dua tahun satu bulan
setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. kemudian terkenal dengan julukan Abu
Bakar, sedangkan gelar Shiddiq diberikan oleh para sahabat, karena ia
sangat membenarkan Rosulullah saw. dalam segala hal. Ialah yang menemani Nabi
Muhammad saw. di gua Hira, dan yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan
orang tua terhormat. Tentang Abu Bakar ra., Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh
orang yang paling dekat kepadaku persahabatan dan hartanya, ialah Abu Bakar.
Andaikata aku boleh memilih ternan di antara umnatku, rnaka akan kupilih Abu
Bakar. Tetapi kecintaan dan persaudaraan dalarn Islam cukup memadai. Tidak satu
pun pintu dalarn rnasjid yang terbuka kecuali pintu Abu Bakar”. (HR. Bukhori)
Sampai saat ini di masjid Madinah masih ada sebuah pintu yang disebut pintu Abu
Bakar ra. Yakni pintu yang selalu beliau lalui semasa hidupnya jika masuk ke
masjid melalui rumah beliau.
Tidaklah mengherankan jika sewaktu
Nabi saw sakit, ia dipercaya oleh para sahabat menjadi Imam sholat. Juga
pantaslah apabila kaum muslimin kemudian memilihnya sebagai kholifah/pemimpin
setelah Rosulullah saw. wafat.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah
Rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul) yang dalam
perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang
diangkat sesudah Nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas
sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua
tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk
menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh
suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah.
Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan
sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar.
Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama
dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut
Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid adalah jenderal
yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan
pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat
sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan
khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan
hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu
mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang
dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn
Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syria
dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu Ubaidah, Amr ibn
‘Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh
Usamah yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn
Walid diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang
dijalani, ia sampai ke Syria.
Salah satu hal monumental pada era
Abu Bakar ra adalah pengumpulan mushaf al Quran dari para sahabat-sahabat yang
lain, yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit ra..
- MASA UMAR IBN KHATAB RA. (13-23 H / 634-644 M)
Ia lebih muda tiga belas tahun dari
Nabi Muhammad saw. Sejak kecil ia sudah terkenal cerdas dan pemberani. Tidak
pernah takut menyatakan kebenaran di hadapan siapapun. Tidaklah mengherankan
jika setelah Umar memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh orang
kafir Quraisy. Ia yang sebelum memeluk Islam paling berani menentang Islam,
setelah memeluk Islam paling berani menghadapi musuh-musuh Islam. Kemudian
terkenalah Umar sebagai “Singa Padang Pasir” yang sangat disegani.
Umar memiliki kepribadian yang
sangat kuat, dan tegas memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu masyarakat
menggelarinya Al Faruq, artinya yang dengan tegas membedakan yang benar dan
yang salah. Sedemikian gigih Umar dalam menegakkan syari’at Islam, sehingga
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Sejak Islamnya Umar kami merasa mulia.” (H.R.
Bukhori)
Mengenai kualitas keimanannya,
diungkapkan dalam sebuah hadits. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, “Ketika
sedang tidur, aku bermimpi melihat orang-orang yang memakai gamis. Ada yang
gamisnya menutupi dada dan ada pula yang kurang dari itu. Lalu diperlihatkan
kepadaku Umar bin Khoththob mengenakan gamis yang panjang sehingga ia berjalan
dengan menyeretnya.” Seseorang bertanya, “Ya Rosulullah, apakah takwilnya?”
Nabi saw. menerangkan, “Kualitas keimanannya.” (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu
Sa’id Al Khudri ra.)
Abu Bakar meninggal dunia, sementara
barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan
Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanan”nya, Umar ibn Khattab. Ketika Abu Bakar
sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka
sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah
kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam.
Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera
secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah
(pengganti dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin
(Komandan orang-orang yang beriman).
Di zaman Umar gelombang ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh
tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di
pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan
memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan
‘Amr ibn ‘Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad ibn Abi Waqqash. Iskandaria, ibu
kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah
kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh tahun 637
M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada
tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada
masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia,
Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah terjadi
dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh
administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi
pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria,
Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang
perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran
gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga
yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,
jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga
mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah.
Salah satu hal yang monumental pada
era sayidina Umar ra adalah mengenai sholat tarawih. Berikut salah satu
riwayatnya, yang menjadi pegangan umat islam di seluruh dunia sampai saat ini.
Diriwayatkan oleh Yazid Ibn
Khusayfah dari Sâib Ibn Yazîd bahwa semua orang mengerjakan sholat tarawih 20
rakaat dalam bulan ramadlan pada masa khalifah Umar Ibn Khatab ra. (Baihaqi dalam
As Sunaul Kubra, vol.2 hal 496)
Peganglah kuat-kuat sunnahku dan
sunnah khulafaurrasyidin.(Abu Dawud vol 2 hal 635, Tirmidzi vol 2 hal 108,
Sunan Darimi vol 1 hal 43 dan Ibn Majah hal 5).
Umar ra memerintah selama sepuluh
tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia
dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan
penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk
enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang
diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah,
Zubair, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn ‘Auf. Setelah Umar wafat, tim
ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah, melalui
persaingan yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.
- MASA UTSMAN IBN ‘AFAN RA. ( 23-35 H / 644-655 M)
Ia seorang saudagar kaya-raya, dan
salah seorang penulis wahyu yang terkenal. Usianya lima tahun lebih muda dari
Nabi Muhammad saw. Sejak muda Utsman dikenal sebagai seorang pendiam, dan
memiliki budi pekerti yang terpuji. lalah yang membeli sumur Roumah untuk
dijadikan sumur umum. Sedemikian banyak amal kebajikannya, sehingga masyarakat
menggelarinya “Ghoniyyun Syakir” (orang kaya yang banyak bersyukur
kepada Allah SWT)
Abdurrohman bin Samuroh ra.
mengungkapkan, Utsman bin Affan datang menemui Rosulullah saw. dengan membawa
uang sebanyak seribu dinar yang dibungkus pakaiannya. Kala itu beliau sedang
mempersiapkan u’sroh (Pasukan dalam Perang Tabuk). Usai menerima sumbangan dari
Ustman bin Affan ra. untuk jihad fisabilillah, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak
ada yang merugikan ibnu Affan atas apa yang dilakukannya setelah hari ini.”
Beliau mengulangi ucapan tersebut beberapa kali. (HR. Ahmad, dan Tirmidzi)
Sekalipun kaya-raya, Utsman tidak
pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah, bahkan ia tidak
segan-segann untuk turut serta berperang. Karena kebaikannya itulah, ia
dinikahkan dengan putri Nabi bernama Ruqoyyah. Setelah Ruqoiyah meninggal
dunia, ia dikawinkan dengan putri Nabi lagi bernama Ummu Kultsum. Oleh sebab
itu masyarakat menggelarinya “Dzun Nurain” (yang mempunyai dua cahaya)
Di masa pemerintahan Utsman (644-655
M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia,
Transoxania, dan Tabaristall berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti
sampai di sini.
Pemerintahan Usman berlangsung
selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak
puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang
sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umumnya yang lanjut
(diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya pada
tahun 35 H 1655 M, Utsman wafat pada usia 82 tahun, setelah memerintah selama
12 tahun. Ia menemui ajal saat membaca Al Quran oleh tikaman pedang Humron,
Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa
itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan
banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya
mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah
Marwan ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan
Usman hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang
duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya
itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia
juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh
karabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri.
Meskipun demikian, tidak berarti
bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegjatan yang penting. Usman berjasa
membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian
air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan,
masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.
Penulisan Al Quran dilakukan kembali
pada masa sayidina Utsman ra. Ini terjadi pada tahun 25 H. Dan al Quran
yang kita pegang saat ini adalah mushaf Utsman.
- MASA ALI IBN ABI THALIB KWH. ( 35-40 H / 655-660 M)
Ia adalah putra Abu Tholib, paman
Nabi Muhammad saw. Sebagai sepupu yang usianya 32 tahun lebih muda,
memungkinkan Ali diasuh langsung oleh Nabi Muhammad saw. Tidaklah megherankan
jika dari golongan anak-anak yang pertama memeluk Islam adalah Ali. Pantaslah
jika pengetahuan Ali tentang Islam sangat luas, dan sangat teguh memegang
ajaran Islam.
Sejak masa pemerintahan Khalifah Ali
inilah, Islam mulai mengalami kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut
dendam atas terbunuhnya Utsman bin Affan ra., terutama dari golongan Bani
Umaiyyah dari kelompok ‘Aisyah ra., janda Nabi Muhammad saw. Suasana tersebut
semakin memanas dengan adanya kebijaksanaan Khalifah Ali mengganti sebagian
besar pejabat pemerintah yang telah diangkat oleh Utsman.
Setelah Utsman wafat, masyarakat
beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah
hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai
pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat
dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur
yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi
karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan
Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara,
dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam
sebagaimana pernah diterapkan Umar.
Tidak lama setelah itu, Ali ibn Abi
Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali
tidak mau menghukum para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap
darah Utsman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali
menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya
mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan
tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Perang ini
dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta), karena Aisyah dalam pertempuran itu
menunggang unta, dan berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh
ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke
Madinah.
Bersamaan dengan itu,
kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari
gubernur di Damaskus, Mu’awiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat
tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil
memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali bergerak dari Kufah
menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan
pasukan Mu’awiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan
nama perang shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim
ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan
ketiga, al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya, di
ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga
kekuatan politik, yaitu Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut) Ali, dan al-Khawarij
(oran-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali.
Munculnya kelompok al-khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara
posisi Mu’awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali
terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.
- BANI UMAYYAH
a. Asal Mula Bani Umayyah
Bani Umayyah diambil dari
nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin Harb, atau moyangnya Muawiyah bin Abi
Sofyan. Umayyah hidup pada masa sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy.
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan pusat
pemerintahannya di Damaskus dan berlangsung selama 90 tahun (41 – 132 H / 661 –
750 M).
Muawiyah bin Abi Sufyan
sudha terkenal siasat dan tipu muslihatnya yang licik, dia adalah kepala angkatan
perang yang mula-mula mengatur angkatan laut, dan ia pernah dijadikan sebagai
amir “Al-Bahar”. Ia mempunyai sifat panjang akal, cerdik cendekia lagi
bijaksana, luas ilmu dan siasatnya terutama dalam urusan dunia, ia juga pandai
mengatur pekerjaan dan ahli hikmah.
Muawiyah bin Abi Sufyan
dalm membangun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik tipu daya, meskipun
pekerjaan itu bertentangan dengan ajaran Islam. Ia tidak gentar melakukan
kejahatan. Pembunuhan adalah cara biasa,asal maksud dan tujuannya tercapai.[1]
Daulah Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus, telah diperintah oleh 14 orang kholifah. Namun diantara
kholifah-kholifah tersebut, yang paling menonjol adalah : Kholifah Muawiyah bin
Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz
dan Hisyam bin Abdul Malik. [2]
b. Peta Daerah
Perkembangan Islam Pada Masa Kejayaan Bani Umayyah
Dalam
upaya perluasan daerah kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah, Muawiyah selalu
mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya untuk merebut kekuasaan di luar
Jazirah Arab, antara lain upayanya untuk terus merebut kota Konstantinopel. Ada
tiga hal yang menyebabakan Muawiyah terus berusaha merebut Byzantium. Pertama,
karena kota tersebut adalah merupakan basis kekuatan Kristen Ortodoks, yang
pengaruhnya dapat membahayakan perkembangan Islam. Kedua, orang-orang Byzantium
sering melakukan pemberontakan ke daerah Islam. Ketgia, Byzantium termasuk
wilayah yang memiliki kekayaan yang melimpah.
Pada
waktu Bani Umayyah berkuasa, daerah Islam membentang ke berbagai negara yang
berada di benua Asia dan Eropa. Dinasti Umayyah, juga terus memperluas peta
kekuasannya ke daerah Afrika Utara pada masa Kholifah Walid bin Abdul Malik ,
dengan mengutus panglimanya Musa bin Nushair yang kemudian ia diangkat sebagai
gubernurnya. Musa juga mengutus Thariq bin Ziyad untuk merebut daerah
Andalusia.
Keberhasilan
Thariq memasuki Andalusia, membuta peta perjalanan sejarah baru bagi kekuasaan
Islam. Sebab, satu persatu wilayah yang dilewati Thariq dapat dengan mudah
ditaklukan, seperti kota Cordova, Granada dan Toledo. Sehingga, Islam dapat
tersebar dan menjadi agama panutan bagi penduduknya. Tidak hanya itu, Islam
menjadi sebuah agama yang mampu memberikan motifasi para pemeluknya untuk
mengembangkan diri dalam berbagai bidang kehidupan social, politik, ekonomi,
budaya dan sebaginya. Andalusia pun mencapai kejayaan pada masa pemerintahan
Islam.[3]
c. Kemajuan dan Keunggulan
Bani Umayyah
Di masa Bani Umayyah ini,
kebudayaan mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di antara
kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra,
seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.
Pada masa ini telah
banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola
Romawi, Persia dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang
dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga masjid Agung
Cordova yang terbuat dari batu pualam.[4]
Seni sastra berkembang dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa
manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara. Sehingga syair
yang muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang
bermutu tinggi.
Dalam seni suara
yang berkembang adalah seni baca Al-Qur’an, qasidah, musik dan lagu-lagu yang
bernafaskan cinta. Sehingga pada saat itu bermunculan seniman dan qori’/
qori’ah ternama.
Perkembangan seni
ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran
atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan
tembok-tembok istana yang diukur dengan khat Arab. Salah satunya yang masih
tertinggal adalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah), istana
musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih kurang 50 mil sebelah
Timur Amman.
Dalam bidang ilmu
pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama
saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran, filsafat,
astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.[5]
Pada ini juga, politik
telah mengaami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan
dengan masa sebelumnya, terutama dalam hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya
Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan,
Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha Negara.[6]
Kekuatan militer
pada masa Bani Umayyah jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab
diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan
pada masa sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara adalah merupakan
pasukan sukarela. Politik ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana
tentara harus dari orang Arab sendiri atau dari unsure Arab.
Pada masa ini juga, telah
dibangun Armada Islam yang hampir sempurna hingga mencapai 17.000 kapal yang
dengan mudah dapat menaklukan Pulau Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah
bin Amir. Disamping itu Muawiyah juga telah membentuk “Armada Musin Panas dan
Armada Musim Dingin”, sehingga memungkinkannya untuk bertempur dalam segala
musim.
Dalam bidang social
budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak memberikan
kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat)
di setiap kota yang pertama oleh Kholifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga
dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua
mereka akibat perang. Bahkan orang tua yang sudah tidak mampu pun dipelihara di
rumah-rumah tersebut. Sehingga usaha-usaha tersebut menimbulkan simpati yang
cukup tinggi dari kalangan non-Islam, yang pada akhirnya mereka
berbondong-bondong memeluk Islam.[7]
d. Keruntuhan Bani Umayyah
Bani Umayyah mengalami
keruntuhan oleh banyak hal, diantaranya adalah terbaginya kekuasaan Daulah Bani
Umayyah ke dalam dua wilayah. Kholifah Marwan bin Muhammad berkuasa di wilayah
Semenanjung Tanah Arab, dan Kholifah Yazid bin Umar berkuasa di wilayah Wasit.
Namun yang paling kuat di antara kedua wilayah tersebut adalah yang berpusat di
Semenanjung Tanah Arab. Sehingga para pendiri kerajaan Daulah Bani Abbasiyah
terus menerus mengatur strateginya untuk menumbangkan Kholifah Marwan dengan
cara apapun, termasuk menghabisi nyawanya.
Pembunuhan Terhadap Marwan bin Muhammad dan Yazid bin Umar
Salah satu pendiri daulah
Bani Abbasiyah, Abul Abbas As-Shaffah mengirimkan pasukannya untuk melumpuhkan
kepemimpinan Marwan. Sebagai panglima, ia mengutus Abdullah bin Ali. Kholifah
MArwan juga telah mempersiapkan pasukannya yang besar dengan membaginya dengan
dua lapis. Lapis pertama, adalah terdiri dari pasukan yang selalu mengalami
kemenangan dalam setiap peperangan, yang kedua, adalah pasukan yang selalu
mengalami kekalahan dalam setiap peperangan.
Kedua pasukan tersebut
bertempur di lembah Sungai az-Zab, salah satu cabang Sungai Djlah (Tigris) dari
sebelah timur. Pertempuran berlaku sengit. Angkatan perang Marwan memang cukup
besar dan memiliki perbekalan yang banyak. Namun, itu semua tidak menyurutkan
keinginan pasukan Abbasiyah untuk memperoleh kemenangan demi masa depan yang
cemerlang. Demikianlah angkatan tentara Abbasiyah mencapai kemenagan atas
pasukan Kholifah Marwan.
Sejak saat itu, Marwan
terus diburu untuk benar-benar dibunuh, sehingga tidak ada lagi kekuasaan Bani
Umayyah yang tersisa. Marwan terus menerus melakukan pengunduran dari satu
tempat ke tempat lain, dimulai dari ia mundur dari Harran, Qinnisirin (Syiria),
kemudian Hims, Damsyik, Palestin dan akhirnya Mesir. Di Mesir, Marwan dan
sedikit pasukannya yang tersisa masih harus melakukan pertempuran kecil, dan
saat itu pula ia tewas.[8]
Moment inilah yang
menyebabkan kemunduran dan kehancuran daulah Bani Umayyah yang sudah berkuasa
selama 90 tahun.
- BANI ABBASIYAH
a. Pembangunan Daulah Bani
Abbasiyah
Daulah
Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman Nabi
Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin
Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Daulah Bani Abbasiyah
berdiri antara tahun 132 – 656 H / 750 – 1258 M. Lima setengah abad lamanya
keluarga Abbasiyah menduduki singgasana khilafah Islamiyah. Pusat
pemerintahannya di kota Baghdad.
Tokoh
pendiri Daulah Bani Abbasiyah adalah ; Abul Abbas As-Saffah, Abu Ja’far
Al-Mansur, Ibrahim Al-Imam dan Abu Muslim Al-Khurasani. Bani Abbasiyah
mempunyai kholifah sebanyak 37 orang. Dari masa pemerintahan Abul Abbas
As-Saffah sampai Kholifah Al-Watsiq Billah agama Islam mencapai zaman keemasan
(132 – 232 H / 749 – 879 M). Dan pada masa kholifah Al-Mutawakkil sampai dengan
Al-Mu’tashim, Islam mengalami masa kemunduran dan keruntuhan akibat serangan
bangsa Mongol Tartar pimpinan Hulakho Khan pada tahun 656 H / 1258 M.[9]
b. Peta Daerah
Perkembangan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
Pemerintahan
daulah Bani Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah Bani
Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Meskipun demikian, terdapat perbedaan
antara kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah dengan kekuasaan dinasti Bani Umayyah,
diantaranya adalah :
a. Dinasti Umayyah sangat bersifat Arab Oriented, artinya dalam
segala hal para pejabatnya berasal dari keturunan Arab murni, begitu pula corak
peradaban yang dihasilkan pada dinasti ini.
b. Dinasti Abbasiyah, disamping bersifat Arab murni, juga sedikit
banyak telah terpengaruh dengan corak pemikiran dan peradaban Persia, Romawi
Timur, Mesir dan sebagainya.
Pada
masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, luas wilayah kekuasaan Islam semakin
bertambah, meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara lain
Hijaz, Yaman Utara dan Selatan, Oman, Kuwait, Irak, Iran (Persia), Yordania,
Palestina, Lebanon, Mesir, Tunisia, Al-Jazair, Maroko, Spanyol, Afganistan dan
Pakistan, dan meluas sampai ke Turki, Cina dan juga India.[10]
c. Bentuk-Bentuk Peradaban Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah
Masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan masa kejayaan Islam dalam berbagai
bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada zaman ini,
umat Islam telah banyak melakukan kajian kritis terhadap ilmu pengetahuan,
yaitu melalui upaya penterjemahan karya-karya terdahulu dan juga melakukan
riset tersendiri yang dilakukan oleh para ahli. Kebangkitan ilmiyah pada zaman
ini terbagi di dalam tiga lapangan, yaitu : kegiatan menyusun buku-buku ilmiah,
mengatur ilmu-ilmu Islam dan penerjemahan dari bahasa asing.[11]
Setelah
tercapai kemenangan di medan perang, tokoh-tokoh tentara membukakan jalan
kepada anggota-anggota pemerintahan, keuangan, undang-undang dan berbagai ilmu
pengetahuan untuk bergiat di lapangan masing-masing. Dengan demikian muncullah
pada zaman itu sekelompok penyair-penyair handalan, filosof-filosof, ahli-ahli
sejarah, ahli-ahli ilmu hisab, tokoh-tokoh agama dan pujangga-pujangga yang
memperkaya perbendaharaan bahasa Arab. [12]
Adapun
bentuk-bentuk peradaban Islam pada masa daulah Bani Abbasiyah adalah sebagai
berikut :
1. Kota-Kota Pusat
Peradaban
Di
antara kota pusat peradaban pada masa dinasti Abbasiyah adalah Baghdad dan
Samarra. Bangdad merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan
Kholifah Abu Ja’far Al-Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M. Sejak awal
berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu
pengetahuan. Ke kota inilah para ahli ilmu pengetahuan datang beramai-ramai
untuk belajar. Sedangkan kota Samarra terletak di sebelah timur sungai Tigris,
yang berjarak + 60 km dari kota Baghdad. Di dalamnya terdapat 17 istana
mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lain.[13]
2. Bidang Pemerintahan
Pada
masa Abbasiyah I (750-847 M), kekuasaan kholifah sebagai kepala negara sangat
terasa sekali dan benar seorang kholifah adalah penguasa tertinggi dan mengatur
segala urusan negara. Sedang masa Abbasiyah II 847-946 M) kekuasaan kholifah
sedikit menurun, sebab Wazir (perdana mentri) telah mulai memiliki andil dalam
urusan negara. Dan pada masa Abbasiyah III (946-1055 M) dan IV (1055-1258 M),
kholifah menjadi boneka saja, karena para gubernur di daerah-daerah telah
menempatkan diri mereka sebagai penguasa kecil yang berkuasa penuh. Dengan
demikian pemerintah pusat tidak ada apa-apanya lagi.
Dalam
pembagian wilayah (propinsi), pemerintahan Bani Abbasiyah menamakannya dengan Imaraat,
gubernurnya bergelar Amir/ Hakim. Imaraat saat itu ada tiga
macam, yaitu ; Imaraat Al-Istikhfa, Al-Amaarah Al-Khassah dan Imaarat
Al-Istilau. Kepada wilayah/imaraat ini diberi hak-hak otonomi terbatas,
sedangkan desa/ al-Qura dengan kepala desanya as-Syaikh al-Qoryah diberi
otonomi penuh.
Selain
hal tersebut di atas, dinasti Abbasiyah juga telah membentuk angkatan perang
yang kuat di bawah panglima, sehingga kholifah tidak turun langsung dalam
menangani tentara. Kholifah juga membentuk Baitul Mal/ Departemen Keuangan
untuk mengatur keuangan negara khususnya. Di samping itu juga kholifah
membentuk badan peradilan, guna membantu kholifah dalam urusan hukum.[14]
3. Bangunan Tempat
Pendidikan dan Peribadatan
Di
antara bentuk bangunan yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan adalah
madrasah. Madrasah yang terkenal saat itu adalah Madrasah Nizamiyah, yang
didirikan di Baghdad, Isfahan, Nisabur, Basrah, Tabaristan, Hara dan Musol oleh
Nizam al-Mulk seorang perdana menteri pada tahun 456 – 486 H. selain madrasah,
terdapat juga Kuttab, sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah, Majlis
Muhadhoroh sebagai tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan, serta Darul Hikmah
sebagai perpustakaan.
Di
samping itu, terdapat juga bangunan berupa tempat-tempat peribadatan, seperti
masjid. Masjid saat itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ibadah
sholat, tetapi juga sebagai tempat pendidikan tingkat tinggi dan takhassus. Di
antara masjid-masjid tersebut adalah masjid Cordova, Ibnu Toulun, Al-Azhar dan
lain sebagainya.[15]
4. Bidang Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan pada masa Daulah Bani Abbasiyah terdiri dari ilmu naqli dan ilmu
‘aqli. Ilmu naqli terdiri dari Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits Ilmu Fiqih, Ilmu Kalam,
Ilmu Tasawwuf dan Ilmu Bahasa. Adapaun ilmu ‘aqli seperti : Ilmu Kedokteran,
Ilmu Perbintangan, Ilmu Kimia, Ilmu Pasti, Logika, Filsafat dan Geografi.[16]
d. Kemunduran Daulah Bani
Abbasiyah
Kehancuran
Dinasti Abbasiyah ini tidak erjadi dengan cara spontanitas, melainkan melalui
proses yang panjang yang diawali oleh berbagai pemeberontakan dari kelompok
yang tidak senang terhadap kepemimpinan kholifah Abbasiyah. Disamping itu juga,
kelemahan kedudukan kekholifahan dinasti Abbasiyah di Baghdad, disebabkan oleh
luasnya wilayah kekuasaan yang kurang terkendali, sehingga menimbulkan
disintegrasi wilayah.
Di
antara kelemahan yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah sebagai
berikut :
1. Mayoritas Kholifah
Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadinya dan cenderung
hidup mewah.
2. Luasnya wilayah
kekuasaan Abbasiyah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan.
3. Ketergantungan kepada
tentara bayaran.
4. Semakin kuatnya
pengaruh keturunan Turki dan Persia, yang menimbulkan kecemburuan bagi bangsa
Arab murni.
5. Permusuhan antara
kelompok suku dan agama.
6. Perang Salib yang
berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
7. Penyerbuan tentara
Mongol di bawah pimpinan Panglima Hulagu Khan yang menghacur leburkan kota
Baghdad.
8. Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Turki Usman berawal dari bangsa Turki dari kabilah Oguz yang mendiami wilayah Kerajaan Mongol. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan, kemudian ke Persia dan Irak. Mereka masuk Islam pada abad ke-9 M. Ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan –serangan Mongol pada abad ke-13 M, mereka melarikan diri dan mencari tempat pengungsian di tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk di dataran tinggi Asia Kecil. Dibawah pimpinan Ertogrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin Kaikobad, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Aluddin Kaikobad mendapat kemenangan. Atas jasa baik itu, Sultan Alauddin Kaikobad menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina dan mengembangkan wilayah tersebut. Ertogrul meninggal dunia pada tahun 1289 M, dilanjutkan oleh putranya yang bernama Usman. Putra Ertogrul inilah yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Turki Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290 sampai 1326 M. Beliau menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan Kota Broissa, Turki. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang Kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin Kaikobad terbunuh. Kerajaan Seljuk ini kemudian terpecah-pecah. Usman kemudian menyatakan kemerdekaan atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Turki Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah Usman yang disebut juga Usman I dengan gelar Padisyah ak-Usman ( raja besar keluarga Usman). Setelah Usman I mengumumkan berdirinya Kerajaan Turki Usmani pada tahun 1300 M, ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan Kota Broissa pada tahun 1317 M.Pada masa pemerintahan Orkhan Kerajaan Turki Usmani menaklukan berbagai kerajaan. Murad I kemudian menggantikan Orkhan dan berkuasa dari tahun 1359-1389 M. Murad I berhasil menaklukan Adrianopel, Macedonia, Sofia, Salonika, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengorbankan semangat perang. Mereka menyiapkan pasukan,yang menggantikan Sultan Murad I berhasil menghacurkan pasukan ini, Sultan Bayazid I Pada tahun 1402 M, tentara Mongol yang dipimpin oleh Timor Lenk menyerang Asia Kecil. Dalam serangan ini, tentara Turki Usmani mengalami kekalahan. Sultan Bayazid 1 tertawan dan wafat pada tahun 1403 M. Setelah Timur Lenk meninggal pada tahun 1405 M, Mongol terpecah dan dikuasai oleh anaknya yang saling berselisih. Kejadian ini dimanfaatkan oleh Turki Usmani untuk memisahkan diri. Namun pada saat itu juga terjadi perselisihan , akhirnya Muhammad menang, usahanya ini diteruskan oleh Murad II sehingga kerajaan mencapai masa kejayaannya.
Prestasi utama Sultan Muhammad Al-Fatih adalah menaklukan Konstantinopel yang memudahkan arus Kerajaan Turki Usmani ke Benua Eropa. Akan tetapi Sultan Salim mengalihkan ekspansinya ke arah timur. Tapi pada pemerintahan Sultan Sulaiman melanjutkan ekspansi ke seluruh wilayah yang ada di sekitar Turki Usmani.
Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putranya dan hal ini menyebabkan kerajaan mengalami kemunduran.
a. Bidang Militer
Kekuatan militer mulai terorganisasi ketika terjadi kontak dengan Eropa. Pengorganisasian berlangsung tanpa halangan yang berarti. Namun tidak lama, kekuatan militer melemah, akan tetapi Orkhan dapat melakukan perombakan-perombakan. Pembaruan yang dilakukan Orkhan tidak hanya memindahkan pimpinan-pimpinan militer, tetapi juga merombak prajuritnya dalam keanggotaan. Bangsa non dan anak kecil kristen pun dijadikan prajurit. Program ini berhasil membentuk pasukan baru yaitu Jenissari. Disamping Jenissari ada lagi kaum feodal yang disebut kelompok militer Taujiah yang membuat Kerajaan Turki Usmani dapat menguasai wilayah yang sangat luas
.
b. Bidang Pemerintahan
b. Bidang Pemerintahan
Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki Usmani bertindak tegas. Untuk mengurus urusan pemerintahannya, Sultan Sulaiman I menyusun sebuah kitab undang-undang (qanun) yang menjadi dasar hukum di Kerajaan Turki Usmani hingga
datangnya
reformasi pada abad ke-19.
c. Bidang Budaya
Kebudayaan diwilayah Turki Usmani merupakan perpaduan dari budaya Persia, Bizantium, dan Arab. Etika dan tata krama diambil dari kebudayaan Persia. Organisasi pemerintahan diambil dari Bizantium dan ajaran prinsip sosial, ekonomi, dll diambil dari bangsa Arab.
d. Bidang Ilmu Pengetahuan
Kerajaan Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam kemiliteran, sehinggal bidang ilmu pengetahuan tidak begitu menonjol. Akan tetapi mereka berkiprah dalam pengembangan arsitektur Islam berupa mesjid yang indah.
e. Bidang Agama
Masyarakat digolongkan berdasarkan agama. Kerajaan sendiri terikat dengan syariat fatwa ulama yang menjadi hukum yang berlaku. Di pihak lain kajian ilmu keagamaan lain tidak mengalami perkembangan yang berarti. Pada penguasa cenderung menegakkan suatu fahan (mahzab) keagamaan dan menekan mahzab lainnya. Sultan Abdul Hamis II misalnya, ia begitu fanatik terhadap aliran Asy’ariyah.
Pemerintahan Kerajaan Turki Usmani berlangsung selama 7 abad. Kerajaan ini lemah seletah berakhirnya kekuasaan Sultan Sulaiman al-Qanuni. Pada umumnya sultan yang menggantikan lemah dan keluarga sultan memboroskan keuangan. Kondisi ini menyebabkan satu per satu wilayah Turki lepas.
Secara umum penyebab mundurnya Kerajaan Turki Usmani adalah makin majunya negara Eropa akibat revolusi industri di Inggris.
9. Kerajaan Mugal
Kerajaan Mugal di India didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah seorang cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Fergana. Babur mewarisi daerah Fergana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia bertekad menaklukan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia tengah pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, ia berhasil menaklukkan Samarkand pada tahun 1049 M. Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan.
Setelah Kabul dapat ditaklukan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Pada saai itu, Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan dan Daulat Khan kemudian meminta Babur untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi. Permohonan itu langsung disanggupi oleh Babur. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju New Delhi. Pada tahun 1526 M, terjadilah pertempuran yang dashyat di Panipat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya disana. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mugal di India.
Setelah Kerajaan
Mugal berdiri, raja- raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang
besar untuk menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan oleh
Babur. Pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah
memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kerajaan yang sedang berjaya.
Pemerintahannya selanjutnya dipegang oleh putra sulungnya bernama Humayun.
Dalam
melaksanakan pemerintahan, Humayun menghadapi banyak tantangan. Sepanjang masa
kekuasaannya selama sembilan tahun 1530-1539 M) negara tidak pernah aman. Ia
senantiasa berperang melawan musuh. Di antara tantangan yang muncul adalah
pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari delhi.
Pemberontakan ini dapat dipadamkan. Bahadur Syah melarikan diri ke Gujarat.
Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan Syah setelah hampir 15
tahun meninggalakan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahkta Kerajaan
Mugal pada 1555 M.Setahun setelah itu (1556 M) , ia meninggal dunia karena
terjatuh dari tangga perpustakaannya,Din Panah.
Humayun digantikan putranya yang bernama Akbar. Pada msa pemerintahan Akbar, Kerajaan Mugal mencapai keemasannya. Akbar menerapkan politik sulakhul (toleransi universal) , yaitu politik yang menekankan kesamaan derajat rakyat India. Mereka tidak dibedakan karena perbedaaan etnis dan agama.
Mantapnya stabilitas politik pada masa pemerintahan Akbar membawa kemajuan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pertanian , seni, dan budaya. Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Mugal, mengembangkan pertanian, pertambangan dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Disamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian juga di ekspor ke Eropa, Afrika, Arab dan Asia Tenggara. Sementara itu hasil kerajinan seperti pakaian tenun dan kain diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, Jahangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni besar yang dicapai Kerajaan Mugal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Sebagai contoh adalah Istana Fatehpur Sikri yang dibangun Akbar di Kota Sikri serta Taj Mahal yang dibangun oleh Syeh Jehan.
Setelah Aurangzeb meningggal, tahkta kerajaan dipegang oleh raja-raja yang lemah. Di pihak lain pada pertengahan abad ke -18 M, Inggris sudah menancapkan kukunya di India. Pada tahun 1671 M, Inggris menguasai sebagian wilayah Kerajaan Mugal. Pada tahun 1858 M, Bahadur Syah II diusir Inggris dari istananya. Berakhirnya Bahadur Syah II menandai pula berakhirnya Kerajaan Muugal. Dengan demikian, berakhir pula kekuasaan Islam pada abad pertengahan
Humayun digantikan putranya yang bernama Akbar. Pada msa pemerintahan Akbar, Kerajaan Mugal mencapai keemasannya. Akbar menerapkan politik sulakhul (toleransi universal) , yaitu politik yang menekankan kesamaan derajat rakyat India. Mereka tidak dibedakan karena perbedaaan etnis dan agama.
Mantapnya stabilitas politik pada masa pemerintahan Akbar membawa kemajuan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pertanian , seni, dan budaya. Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Mugal, mengembangkan pertanian, pertambangan dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Disamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian juga di ekspor ke Eropa, Afrika, Arab dan Asia Tenggara. Sementara itu hasil kerajinan seperti pakaian tenun dan kain diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, Jahangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni besar yang dicapai Kerajaan Mugal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Sebagai contoh adalah Istana Fatehpur Sikri yang dibangun Akbar di Kota Sikri serta Taj Mahal yang dibangun oleh Syeh Jehan.
Setelah Aurangzeb meningggal, tahkta kerajaan dipegang oleh raja-raja yang lemah. Di pihak lain pada pertengahan abad ke -18 M, Inggris sudah menancapkan kukunya di India. Pada tahun 1671 M, Inggris menguasai sebagian wilayah Kerajaan Mugal. Pada tahun 1858 M, Bahadur Syah II diusir Inggris dari istananya. Berakhirnya Bahadur Syah II menandai pula berakhirnya Kerajaan Muugal. Dengan demikian, berakhir pula kekuasaan Islam pada abad pertengahan
10. Kerajaan Safawi
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Safawi pada tahun 907 H/1501 M di Tabriz. Kerajaan Safawi merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar di dunia Islam pada abad pertengahan. Di sebelah barat, kerajaan ini berbatasan dengan Kerajaan Turki Usmani dan si sebelah timur berbatasan dengan Kerajaan Mugal.
Kerajaan Safawi menjadikan Syiah sebagai mazhab negara dan menjadikan Persia sebagai pusat aliran ini. Sampai saai ini Persia atau Iran dikenal sebagai pusat aliran Syiah.
Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Syah Ismail Safawi ( 1501-1524M), Syah Tahmasp I ( 1524-1576 M), dan Syah Abbas I (1588-1620 M). Pada tahun 1736 M, Nadir Syah berhasil mengalahkan Kerajaan Safawi dan mengakhiri kekuasaannya.
B. Agama Islam di Asia
1.
Perkembangan Islam di Pakistan
Perlu diketahui bahwa Pakistan merupakan Negara yang memisahkan diri dari
India. Pada Abad ke- 13 s/d 15 agama Islam berkembang dengan pesat di India,
dengan bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan
tempat ibadah.
Pada waktu
kritis Kerajaan Moghul, para pedagang Belanda, Prancis, Inggeris dan Portugis
masuk India. Kemudian pada perkembangan selanjutnya India resmi dijajah
Inggeris. Pada tahun 1947, Inggeris memberi kemerdekaan kepada India dan
sekaligus berakhirnya kejayaan Islam di India. Pada tahun itu juga umat Islam
kemudian mendirikan negara baru yang terpisah dari India, yaitu Pakistan. Arti
penting negara ini dalam sejarah dan perkembangan Islam terutama disebabkan dua
hal. Pertama, perjuangan politiknya berlangsung pada waktu yang sama dengan
perjuangan orang Hindu di India. Perjuangan itu bertujuan untuk mendirikan
negara tersendiri bagi umat Islam.
Kedua, Pakistan
berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan filsafat serta
berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian Islam dan intelektual
muslim berkaliber international.islam di Pakistan dapat berkembang
dengan pesat sehingga Pakistan merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar
kedua di dunia. Bahkan hukum Islam telah diperlakukan di Pakistan. Sayid Qutub,
tokoh Ihkwanul Muslim Mesir, pernah mengatakan bahwa kini telah muncul dua
kekuatan besar Islam, yakni Indonesia (Asia Tenggara) dan Pakistan (Asia
Selatan). Kekuatan militer negara Pakistan ini juga diperhitungkan oleh dunia
dengan adanya dugaan bahwa negara Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan
nuklir. Bahkan, Amerika menilai Pakistan, sebagai negara ”Bom Islaam” (Islamic
Bomb).
Ide tentang pembentukan negara tersendiri bagi Umat Islam, bermula dari
Sayid Ahmad Khan, kemudian dicetuskan oleh Muhammad Iqbal dan akhirnya
direlisasi oleh Muhammad Ali Jinnah. Pada tahun 1947 Inggis menyerahkan
kedaulatan kepada dua Dewan konstitusi, yaitu tanggal 14 Agustus 1947 untuk
Pakistan dan tanggal 15 Agustus bagi India. Sejak itulah Pakistan lahir sebagai
negara Islam. Muhammad Ali Jinnah diangkat sebagai gubernur jendral dengan
gelar ”Quaidi-Azam” atau pemimpin besar.
Sejak berdirinya negara Pakistan, umat Islam mencoba menerapkan konsep
Islam sebenarnya negara Islam itu. Persoalan itu merupakan bahan polemik yang
berkepanjangan di pemerintahan diajukan oleh Majelis Nasional dengan berpedoman
kepada Rancangan Undang-Undang hasil sidang Liga muslim pada bulan Maret 1940,
yaitu harus sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist.
Sistem pemerintahan yang dirumuskan Liga Muslim tahun 1940 itu disahkan
menjadi konstitusi tahun 1956. Dalam konstitusi itu negara bernama”Republik
Islam Pakistan”. Konstitusi ini kemudian ditinjau kembali sehingga lahir
konstitusi tahun 1962, yang cara Iantara lain menghilangkan kata ”Islam” dan
sebagai imbalannya mendirikan dua lembaga, yaitu Dewan Penasihat Ideologi Islam
dan Lembaga Penelitian Islam. Hal ini terjadi
2. Agama Islam di India
Sebelum agama Islam lahir di Arab, antara bangsa arab dengan bangsa India
sudah saling mengenal. Dengan bukti adanya peninggalan pedang Arab yang
disebut”Saif Muhannad” artinya pedang yang di tempa secara India. Kemudian
adanya perkataan ” Handasah” yang artinya ilmu ukur yang diambil dari kata
”Hindu”.
Setelah agama islam
lahir yang mengenalkan islam keIndia adalah Khalifah Umar bin Khattab
- Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar
mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau
berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi kemudian
diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India.
- Pada masa Khalifah Usman, dikirim lah Hakim
bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi mengenal negeri India yang luas
itu.
- Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun
38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al Abdi ke India untuk mengyelidiki
jalan-jalan India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat India.
Masuknya Islam di India dilakukan Khalifah arrasydin dengan cara damai.
Tetspi masuknya Islam ke India dilakukan oleh bani Umayah dengan jalan lain.
Pasukan Islam masuk ke India di mulai pada zaman pemerintahan Umayah yang
berpusat di Damaskus.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa agama Islam masuk ke India pada abad
ke-7. kemudian agama Islam dapat berkembang dengan pesatnya di India, dan
pedagang-pedagang Islam India atau Gujarat yang membawa Islam ke negara-negara
Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaka, Singapura, dan sebagainya
Bukti berkembangnya Islam di India dengan berdirinya kerajaan-kerajaan
Islam serta peninggalannya.
Kerajaan-kerajaan
Islam di India.
1.Kerajaan
Sabaktakin
Kerajaan ini berdiri di Ghazwah wilayah Afganistan di bawah pimpinan
Sabaktakin. Beliau mengembangkan agama Islam dan ilmu pengetahuan.
2.Kerajaan Ghazi
Kerajaan Ghazi didirikan oleh Aliudin Hudain bin Husain (555 H / 1186 M),
di Furoskoh, lereng gunung Afganistan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan
pada masa Muhammad Abdul Muzafar bin husain Al Ghazi. Beliau memberi
kemerdekaan orang-orang Hindu dan berbuat baik terhadap budak-budak.
3.Kerjaan Mameluk
Raja dari budak belian ini menyebarkan agama Islam di India. Beliau
mendirikan masjid raya di Delhi yang diberi nama ”Jami” dan menara yang tinggi
dengan nama ”Qhutub Manar” sekarang menjadi objek wisata
4. Kerajaan keturunan Kilji
Kerajaan ini berdiri setelah menaklukan Kerajaan Mameluk dan sultannya
bernama Alaudin dari Afganistan. Beliau tidak lama memerintah, karena muncul
kerajaan baru dari keturunan Taghlak dari Turki.
5. Kerjaan Taghlak
Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir di India sebelum datangnya bangsa
Mongol. Diantara rajanya ialah Muhammad bin Taghlah dan Firus Syah. Setelah
kerajaan Taghlak berdiri, kemudian berdirilah kerajaan Mongol Islam di India
dengan raja-rajanya antara lain: Babur (1504-1530 M), Humayun (1530-1550 M),
Akbar Agung (1556-1605 M), Jikangir (1605-1627 M) dan syah Jihan (1627-1657 M)
yang mecapai puncak kejayaannya. Syah Jihan membangun ”Taj Mahal” di Agra
sebagai penghormatannya kepada permaisurinya yang cantik dan dicintainya.
Pembangunan Taj Mahal menelan waktu selama 22 tahun dengan tenaga 20.000 orang
Jadi, di India pernah menjadi kejayaan Islam. Meskipun begitu, hingga
sekarang umat Islam di India berposisi sebagai minoritas. Sejumlah khasanah
Islam dikuasai umat Hindu dan dijadikan objek wisata. Umat Islam di India
sekarang sekitar 100 juta jiwa yang berarti India negara ketiga terbesar yang
berpenduduk muslim, setelah Indonesia dan Pakistan. Umat Islam di India nasibnya
juga sama dengan dinegara-negara lain yang umat uslamnya minoritas, merka
ditekan, ditindas penguasa ataupun umat non muslim (Hindu) yang minoritas.
Sebagai contoh, penghancuran masjid Babri, Ayodhia, India pada bulan desember
1992. di Bombay terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap sekitar 100 ribu
jiwa, oleh partai ekstremis hindu yang berkuasa. Ribuan bangunan bersejarah
yang dibangun raja-raja Islam kini menjadi puing yang mengenaskan, kemudian
dijadikan objek wisata oelh umat Hindu.
Perlu diketahui, bahwa di India pernah lahir para pemikir handal seperti,
Muhammad Iqbal, Syah Waliullah, Muhammad Ali Jinnah, Sayyid Ahmad Khan, Abdul
Kadir Azad dan Sayi Amer Ali.
3. Agama Islam Di Rusia
Agama Islam masuk ke Rusia pada waktu Dinasti Yuan yang berkuasa, kemudian
bangkitlah kaum revolusioner muslim untuk menumbangkan dinasti Yuan (1279-1368
M). Setelah dinasti Yuan lalu diganti dengan dinasti Ming. Di bawah kekuasaan
Ming, Islam menduduki jabatan penting antara lain, kemiliteran, keintelekan,
dan administrasi pemerintahan. Bahkan, seorang muslim yang bernama Sang Yu
Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar Ming yang pertama dan bernama
Hung Yer.
Tatkala Dinasti Yuan masih berkuasa, Kaisar Barkah Khan memeluk Islam.
Dengan Islamnya Barkah Khan maka suku Dzahabieh (kelompok orang mongol) banyak
yang masuk Islam.
Pada tahun 1313-1340 M, suku Dzahabieh dipimpin oleh Uzbek Khan yang
berusaha mengislamkan seluruh suku Dzahabieh. Kemudian beliau membuat strategi
untuk menyebar luaskan Islam ke seluruh wilayah Rusia. Peninggalan Islam di
Rusia antara lain, bangunan-bangunan tempat beribadah/masjid. Tetapi, keadaan
di Rusia sekarang sudah lain karena pemerintahannya berpaham komunis sehingga
benci dan ingin membinasakan Islam dari wilayah kekuasaan Rusia. Seperti yang
dialami muslim Chechnya akhir-akhir ini akibat dari keganasan tentara komunis
Rusia. Chechnya adalah negara kecil di kawsan kaukasus, Rusia yang berpenduduk
1,5 juta dan mayoritas beragama Islam. Presidennya yang bernama Dzhokar Dudayef
adalah seorang muslim yang taat.
Sejak tanggal 11 Desember 1994, pasukan Rusia melakukan agresi
besar-besaran terhadap Chechnya dan berhasil merebut istana keprisedenan
Chechnya, yang merupakan perlawanan dan kemerdekaan Chechnya. Meskipun
rumah-rumah mereka hancur, tetesan darah dan air mata tumpah di bumi Islam
Chechnya, mereka tetap berjuang melanjutkan perjuangan terhadap komunis dan
siap mati untuk agama Islam dan negaranya.
4. Agama Islam di Afganistan
Afganistan adalah negara Republik di Asia Tengah. Pada tahun 1991,
Afganistan berpenduduk 16.922.000 dan 99 % beragama Islam. Bahasa tresminya
adalah Pushu, ibukotanya Kabul dan mata uangnya Afgani.
Agama Islam masuk ke Afganistan, yaiti sejak masuknya Asim bin Umar
Affamini pada masuk Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa Khalifah Usman bin
Affan, Islam telah masuk ke Kabul, dan pada tahun 870 M Islam telah mengakar di
seluruh negeri Afganistan. Perkembangan Islam di Afganistan selanjutnya
berjalan dengan pesat, tidak ada hamnbatan-hambnatan, dengan bukti penduduk
Afganistna 99 % beragama Islam.
Agama Islam sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan mereka dan
apabila hal ini terusik, maka mereka akan marah dan terus berjuang untuk
mempertahankannya seperti yang kita lihat dalam perjuangan gerliyawan muslim
mujahidin menentang pemerintah yang prokomunis. Terjadinya perang saudara di
Afganistan disebabkan masuknya pengaruh Amerika dan Uni sofyet (komunis) ke
Afganistan.
Pada tahun 1933 muhammad Zahir Syah naik sebagai raja, kemudian Amerika
Serikat da Uni Sofyet berusaha menanamkan pengaruhnya. Tahun 1953, Raja Zahir
mengangkat Muhammad Daud (kader komunis) sebagai perdana menteri. Melihat
keadaan seperti ini, umat Islam menilai bahwa pemerintah Afganistan telah jauh
menyimpang dari ajaran Islam. Kemudian umat Islam mulai bergerak, yaitu dengan
munculnya organisasi Perjuangan Gabungan Muslim yang bernama ”Juanan Muslim”
kemudian pada tahun 1968 berubah nama menjadi Al-Jamiah Al-Islamiyah di bawah
pimpinan Burhanudin Rabbani.
Uni Sofyet semakin marah melhat perkembangan Islam itu. Kemudian pada tahun
1972 di bawah pengaruh Uni Sofyet, Muhammad Daud menggantikan Zair. Pada tahun
1978 Daud tewas dibunuh dan diganti oelh Nur Taraki sebagai Presiden. Pada
waktu itu,para ulama mengeluarkan fatwa untuk mengutuk dan mengafirkan Taraki
dan mewajibkan perang jihad untuk menggulingkannya. Akibatnya timbul perjuangan
mujahidin Afganistan. Kemudian pada tahun 1970 Uni Sofyet memasuki Afganistan
dengan membawa presiden bonekanya, Babrak Kamal. Perbuatan itu mendapat kutukan
internasional, antara lain Presiden Jimmy Carter yang memboikot Olimpiade
Moskwa, dan banyak penduduk yang mengungsi ke Pakistan. Perjuangan mujahidin
semakin kuat dengan bergabungnya tujuh organisasi menjadi satu dengan nama
”Persatuan Mujahidin Islam Afganistan” denagn tujuan menegakkan kalimat Allah
SWT. Memerdekakan negara Afganistan dari kekuasaan kafir dan komunis dengan
mendirikan pemerintahan Islam di Afganistan. Sebagai komando tertinggi ialah
Abdul Rabbani Rasul Saiyat.
Pada tahun 1987 peperangan memuncak, dengan bantuan senjata dari Amerika
dan Inggris, dan berakhir dengan Uni Sofyet menderita kerugian besar. Akhirnya,
pada tahun 1989 Uni Sofyet menarik seluruh tentaranya dari Afganistan. Pejuang
mujahidin terus melawn pemerintah Najibullah (sejak 1987), karena para ulama
mengeluarkan fatwa bahwa rezim tersebut adalah kafir dan mati dalam peperangan
melawan rezim adalah mati syahid. Ulama-ulama terkenal yang lahir di
Afganistan, Ibnu Hibban Al-Basti (ulama Hadis dan Fiqih: 342 H/952 M), Abu
Bakar Ahmad Al-Baihaqi (penulis buku sejarah abad ke-14), dan sebagai penggerak
Pan Islamisme (abad 19) di Afganistan bernama Said Jamaluddin Al Afgani.
5. Agama Islam di RRC
Agama Islam masuk ke Wilayah Cina sekitar abad ke-10, yaitu langsung dari
bangsa Arab dan para saudagar yang datang dari India. Agama Islam masuk ke Cina
dengan melalui perdagangan darat dan laut yang disebut jalan sutera. Adapun
pertama kali terjadinya penyebaran Islam di Cina yaitu pada masa Dinasti Tang.
Melalui pergaulan, perdagangan dan dengan pernikahan pedagang Arab dengan
penduduk asli Cina, kemudian masuk Islamlah mereka. Orang-orang India yang
mengembara ke Indonesia, Malaysia, kadang-kang singgah di Cina. Ketika singgah
di cina mereka (orang-orang India) menyebarkan agama Islam kepada penduduk asli
Cina, dan orang-orang yang memeluk Islam sudah banyak yang bertempat tinggal di
Cina.
H. Muhammad You Nusi Maliangjie (68) adalah salah satu pemimpin Islam di
cina yang pernah berkunjung ke Indonesia. Beliau Imam besar Chin Cheen The She
(Mesjid Agung) di RRC Tengah, salah satu delapan masjid terbesar di Cina.
Masjid tersebut dibangun 1300 tahun yang lalu perpaduan khasanah arsitektur
Islam dan Cina dan mampu menampung 8000 jamaah.
Menurut you nusi, jumlah umat Islam di Cina sekarang sekitar 20 juta. Agama
Islam di Cina dapat berkembang dengan pesat, meskipun negara itu menganut
komunis. Jumlah muslim yang menunaikan Ibadah Haji tiap tahun selalu meningkat,
dan pada tahun 1994 mencapai 2000 orang. Ada satu kendala yang dirasakan umat
Islam dalam pengembangannya, yaitu sistem komunisme yang membolehkan rakyatnya
berproganda anti agama.
- Agama Islam di Indonesia
Mengenai perkembangan Islam di Indonesia kan dibahas khusus pada bab
Perkembangan Islam di Indonesia. Karena itu, paa pembahasan kali ini, hanya
kami tulis secara singkat. Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa
oleh pedagang Islam dari Arab, Gujarat dan Malabar. Cara menyiarkan Islam
dengan damai tidak dengan kekerasan atau paksaan. Adapun daerah-daerah yang
mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera bagian Utara, sumatera Barat dan Jawa
Tengah.
Perkembangan Islam di Sumatera dapat pesat setelah kerajaan Sriwijaya
mengalami kemunduran, terutama di Samudera Pasai. Dari Samudera Pasai Islam
berkembang ke Malaka, Minangkabau, Riau, Tapanuli dan lain-lainnya.
Agama Islam masuk ke Jawa pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M) dan
Islam dapat berkembang dengan pesatnya setelah kerajaan Hindu di Majapahit
mengalami kemerosotan. Adapaun yang sanagt berperan dan berjasa menyiarkan
agama Islam ke seleruh pelosok Jawa ialah Wali Songo.
Sedangkan perkembangan agama Islam di Sulawesi tidak sepesat seperti di
Sumatera dan Jawa, karena adanya pertentangan Islam dengan kerajaan yang belum
Islam demi kepentingan politik.
Adapun perkembangan Islam di Kalimantan sangat pesat, sejak Sultan
Suryanullah tahun 1550 M. Demak mengirimkan para penghulu untuk mengajar agama
Islam kepada masyarakat Kalimantan. Agama Islam berkembang di Kutai ± tahun 157
M, di Brunei sejak abad Ke-15, di Kalimantan Barat sejak tahun 1550 M , dan
kepada suku Dayak tahun 1677 M. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam maka
berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain di Demak, Pajang,
Mataram, Banten, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Agama Islam di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu
terbukti sekitar 88 % (1985) penduduk menganut agama Islam, kemudian
tempat-tempat ibadah banyak dibangun disetiap kota-kota, desa dan lain
sebagainya. Tempat-tempat pengajian, tempat-tempat TPA atau Taman Pendidikan
Al-qur’an hampir di setiap kampung ada. Disamping itu, pada hari raya Idul
Fitri, hari raya Qurban kita dapat menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke
lapangan untuk shalat. Juga dalam pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan
kurban dan pelaksanaan ibadah haji, yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia
selalu bertambah dan untuk tahun 1995 calon haji (yang mendaftar) samapai
240.000 orang sehingga melebihi kuota.
Maraknya jilbab di sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi,
maraknya gerakan dakwah kampus, lahirnya organisasi remaja masjid,
pesantren-pesantren kilat pada masa liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank
Muamalat, Asuransi Islam dan sebagainya. Semua itu, menunjukan bahwa agama
Islam dapat berkembang baik di Indonesia.
7. Agama Islam
di Singapura
Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik
dari segi politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah
penduduk, yaitu ± 476.000 orang Islam. Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada
± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS
(majelis Ulama Islam Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas
keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan
Islam.
8. Agama Islam di Thailand
Agama Islam masuk ke Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh). Ketika
Kerajaan Pasai ditaklukan Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam
banyak yang ditawan. Setelah mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari
tawanan, dan para tawanan tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetapa
di Thailand, sehingga mereka menyebarkan agama Islam.
Ketika raja Thailand menekan Sultan Muzaffar Syah (1424-1444) dari Malak
agar tetap tuduk kepada Thailand dengan membayar upeti sebanyak 40 tahil emas
per tahun ditolaknya, kemudian Raja Pra Chan Wadi menyerang Malaka, tetapi
penyerangan tersebut gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah
(1444-1477) tentara Thailand di Pahang dapat dibersihkan. Wakil Raja Thailand
yang bernama Dewa Sure dapat ditahan, tetapi beliau diperlakukan dengan baik.
Bahkan, puterinya diambil istri oleh Mansyur Syah untuk menghilangkan
permusuhan antara Thailand dengan Malaka. Pada akhir-akhir ini, muslim Pattani
cukup lama mendapat tekanan dan penindasan dari rezim Bangkok yang memeluk
Budha
9. Agama
Islam di Filipina
Berdasarkan catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang
mula-mula masuk pulau Mindanau (Filiphina) adalah Mubalig yang bernama
Kebungsuan pada abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau
sulu ialah Sayid Abdul Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga
mengislamkan raja Malaka pertama yang semula beragama Hindu, yakni Permaisura
diganti dengan Muhammad Syah. Kemudian yang disusun dengan mubalig Abu Bakar
yang menyebarkan Islam ke Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya.
Muslim di Filipina adalah minoritas dan nasib mereka sekarang sangat
memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, di
situ umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan pembasmian dari pihak-pihak
yang memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus berjuang untuk memperoleh
otonomi karena mereka selalu ditindas dan diperlakukan sebagai warga kelas dua
oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu, muslim Moro terus berjuang
mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai muslim.
10. Agama
Islam di Malaysia (Malaka)
Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari
Arab, Persia, Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama
Sidi Abdul Aziz dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan
kemudian terbentuklah kerjaan Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama
Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan
penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan Mansyur Syah (1414-1477 M).
Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan lain seperti Syam,
Majapahit, dan Tiongkok.
Kejayaan Malaka dapat dibina lagi sedikit demi sedikit oleh Sultan Aludin
Syah I, sebagai pengganti Muhammad Syah. Kemudian pusat pemerintahannya dari
Kampar ke Johor (Semenanjung Malaka). Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai
Sultan Johor yang pertama dan negeri Johor makin nertambah ramai dengan
datangnya para pedagang dan pendatang. Sampai sekarang perkembangan agama Islam
di Malaysia makin bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya
masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji
yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkemabangan Islam di
Malaysia, tidak ada hambatan. Bahkan, ditegaskan dalam konstitusi negaranya
bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di kelantan, hukum hudud (pidana
Islam) telah diberlakukan sejak 1992. kelantan adalah negara bagian yang
dikuasai partai oposisi, yakni Partai Al-Islam se-Malaysia (PAS) yang
berideologi Islam. Dalam pemilu 1990 mengalahkan UMNO dan PAS dipimpin oleh Nik
Mat Nik Abdul Azis yang menjabat sebagai Menteri Besar Kelantan.
11. Agama
Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di
Brunei dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan. Bahkan, agama
Islam di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk pengembangan agama Islam
lebih lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri, termasuk dari
Indonesia. Masjid-masjid banyak didirikan. Umat Islam di Brunei menikmati
kehidupan yang benar-benar sejahtrera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri
yang damai).
Pendapatan
perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia. Pendidikan dan perawatan
kesehatan diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Negara Brunei Darussalam
merupakan negara termuda di Asia Tenggara (merdeka tahun 1984 dari Inggris).
Penduduk Brunei Darussalam mayoritas beragama Islam.
C. Agama Islam Di Amerika
1. Masuknya Islam di Amerika
Islam masuk ke benua Amerika (kemungkinan) setelah runtuhnya Bani Umayah di
Spanyol 1492 M, karena tidak tahan hidup di bawah tekanan Raja Ferdinand
sehingga memilih mencari penghidupan di benua baru. Penulis lain menduga bahwa
Islam masuk ke benua Amerika dilakukan oleh Colombus dalam pelayarannya dipandu
oleh navigator dan ABK yang beragama Islam dari Andalusia atau Maroko, atau
adanya pemukiman tawanan muslim sekitar abad 16 sampai dengan abad 18. memang
harus diakui bahwa catatan resmi tentang hal ini belum didapatkan, namun
orang-orang Afrika dan lain-lain (wilayah muslim) pada akhir abad 19 banyak
bermigrasi ke Amerika dan Kanada dengan aneka ragam motif dan tujuan,
lebih-lebih setelah Amerika tampil sebagai salah satu negara adidaya maka
berdatanganlah mahasiswa-mahasiswa muslim tinggal disana untuk beberapa lama.
2. Perkembangan Islam di Amerika
Amerika merupakan negara demokrasi liberal sekaligus sekuler atau menganut
prinsip pemisahan antara agama dan negara (sparation of church and state) namun
sangat luas memberi kebebasan beragama bagi rakyatnya. Semula agama Islam
dianggap agama para imigran Timur-Tengah atau Pakistan yang bertempat tinggal
di beberapa kota. Kemudian semakin berkembang sehingga muncul suatu kekuatan
Islam yang disebut “Black Moslem”. Black Nmoslem didirikan oleh Elijah
Muhamad di Chicago. Sesuai dengan namanya Black Moslem mendapat banyak pengikut
terutama dari orang-orang yang berkulit hitam. Black Moslem didukung oleh
orang-orang berkulit hitam dan berjuang menuntut persamaan hak. Elijah Muhamad
dalam organisasinya mengambil prinsip-prinsip ajaran agama Islam yang tidak
membedakan warna kulit.
Selama dalam pimpinannya perkembangan agama Islam semakin luas. Hal itu
terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh yang masuk Islam, seperti Malcom seorang
tokoh nasional Negro Amerika sebagai orator ulung dan Casius Clay bekas juara
tinju kelas berat. Malcom setelah masuk Islam namanya diganti Al-Haji Malik
Al-Sabah. Sedang Casius Clay berganti nama menjadi Muhamad Ali. Elijah
berdakwah melalui media masa dengan menerbitkan majalah Muhammad Speak pada
tahun 1960. ia mengajarkan bahwa tuhan itu ada pada diri pribadi “wallace
fard”. Muhammad dan dirinya sebagai nabi Black Moslem. Ia meninggal tanggal 25
februari dan digantikan putranya yang bernama wallace Muhammad atau Warisudin
Muhammad. Selama dalam kepemimpinan Warisudin, agama Islam bertambah maju tidak
hanya dipeluk oleh kalangan orang-orang yang berkulit hitam, namun berkembang
dalam kalangan masyarakat nasional Amerika. Ajaran yang disampaikannya ialah
agama Islam bukan hanya untuk orang-orang berkulit hitam saja, tetapi untuk seluruh
manusia apapun warna kulitnya. Ia juga mengadakan pembaruan dan meluruskan
ajaran-ajaran yang kurang tepat, diantaranya
1. Pembenahan
di bidang Akidah, ia menegaskan bahwa Fard Muhammad bukan Tuhan dan Elijah
Muhammad bukan nabi, dia mantapkan dua kalimah syahadat kepada para
pengikutnya.
2. Tata tertibdi dalam mesjid ia benahi, yang dulu
didalamnya terdapat kursi-kursi sebagai pengaruh Kristen ditiadakan, juga puasa
di bulan desember diganti secara bersama di bulan Ramadan.
Pada tahun 1976 Walaace Muhamad (Warisudin Muhamad) merubah nama Nation
of Islam menjadi World Comunity of Islam in West. Perubahan nama
itu dimaksudkan agar sasaran ajaran dan dakwa agama Islam lebih luas lagi
jangkauannya. Pada tahun itu juga ia telah membentuk majelis imam (Council of
Imam) terdiri atas enam orang yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan.
Majalah Muhammad Speak diubah menjadi Bilalian News mengambil nama
dari sahabat Bilal bin Rabah.
Tanggal 30 april 1980 organisasi World Comunity of Islam in West diganti
namanya menjadi American Muslim Mission (AMM) agar lebih jelas misi
organisasi tersebut sebagai dakwah. Di Chicago terdapat Islamic Institute yang
berasal dari gereja yang sudah dibeli. Gedung tersebut lengkap dengan Mushola,
ruang kuliah, aula, asrama, perpustakaan, ruang makan dan dapur sebagai proyek
organisasi Konferensi Islam Internasional di Jeddah. Di Los Angeles terdapat
Islamic Center sebagai pusat ceramah agama untuk umum, kuliah minggu pengajian
anak-anak, kursus bahasa Arab dan lain sebagainya. Di Mansfield, Indianapolis
Amerika terdapat suatu organisasi bernama Islamic Society of Nort of America
(ISNA) yang telah memilki sebidang tanah seluas 100 hektar. Diatas tanah
tersebut dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 1000 jamaah lengkap dengan
perpustakaan, ruang studi dan lain sebagainya.
ISNA mengkoordinir organisasi-organisasi mahasiswa seperti Muslim
Student Asociation (MSA), organisasi dokter musli, dan sarjana muslim. MSA
sudah memiliki kantor tempat penerbitan buku, yaitu MSA Islamic Book Service,
studio rekaman, memproduksi film-film tv dan percetakan. Majalah yang
diterbitkan bernama Al-Ijtihad (persatuan). Di California berdiri
sebuah madrasah Al-Madina, madrasah ini pada tahun 1972 hanya memiliki 42 anak,
namun pada tahun berikutnya bertambah menjadi 105 anak. Hal ini menunjukan
perkembangan Islam disana cukup baik. Dalam madrasah Al-Madina diajarkan semua
ilmu agama, bahasa Arab, amtematika dan Al Qur’an.
D. Agama Islam di Eropa
1. Islam masuk ke Eropa
Kaum muslimin memasuki benua Eropa ialah sejak adanya permintaan bantuan
oleh Graf Yulian seorang bangsawan Gothia Barat yang berkuasa di Geuta Afrika
Utara kepada gubernur Afrika Utara Musa bin Nushair agar membantu keluarga
“Witiza” menghadapi tentara roderik yang memberontak merebut singgasan Witiza
pada tahun 710 M.
Permintaan tersebut selanjutnya oleh Musa disampaikan kepada Khalifah Walid
bin Abdul Malik di Damaskus, ternyata dikabulkan dengan pesan agar Musa
berhati-hati. Maka sebagai penjagaan dikirim ekspedisi pertama berjumlah 200 orang
dipimpin Tharif bin Malik yang mendarat di Tarifa. Keberhasilan Tharif
meyakinkan Musa akan kesungguhan Graf Yulian, selanjutnya dikirm pasukan
pilihan dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad seorang panglima yang gagah berani
melalui kota tanger terus menyebrangi selat yang ganas, yang kini kita kenal
dengan nama selat Giblaltar (Jabal Thariq) untuk mengabadikan nama
Thariq. Pasukan tahriq mendarat di Spanyol pada tahun 91 H (710 M) tepat disaat
konsentrasi pasukan Roderik ke wilayah Spanyol Utara guna memadamkan
pemberontakan. Yang menarik dari pasukan Thariq adalah ketika semuanya telah
mendarat, semua kapal dibakar habis dengan maksud agar tidak ada pasukan yang
melarikan diri untuk mundur. Dihadapan pasukannya dengan berapi-api ia berkata
:
“ Musuh di depanmu dan laut dibelakangmu, maka terserahlah mana yang
menjadi pilihanmu”
Maka dengan mudah pasukan Thariq menguasai beberapa benteng. Dengan siasat
demikian, maka tidak ada pilihan lain kecuali maju ke medan laga menghadapi
musuh yang berlipat ganda jumlahnya. Pada pertempuran di Xeres Rodherik turut
tewas yang berarti melapangkan jalan menuju sukses selanjutnya. Kota demi kota
berhasil direbutnya, seperti Cordova, Malaga, Toledo ibukota Negeri Ghotia
Barat.
Keberhasilan Thariq tersebut mendorong keinginan Musa bin Nushair untuk
menyusulnya, dengan membawa tambahan pasukan sebanyak 10.000 orang dia datang
ke Spanyol. Di Toledo keduanya bertemu, saat itu sempat terjadi perselisihan,
namun dapat didamaikan oleh Khalifah. Keduanya selanjutnya bahu membahu melanjutkan
memasuki kota Aragon, Castylia, Saragosa dan Barcelona hingga samapi ke
pegunungan Pyrenia. Dalam waktu hanya 7 tahun hampir seluruh Andalusia sudah
berada dalam genggaman kaum muslimin, kecuali Glacia.
Pada masa pemerintahan bani umayah di Damaskus, Andalusia dipimpin oleh
Amir (gubernur) diantaranya oleh putra Musa sendiri, yaitu Abdul Aziz.
Runtuhnya kebesaran Bani Umayah di Damaskus dengan berdirinya daulah bani
Abbasyah di bawah pimpinan Abdul Abbas As Safaf (penumpah darah) yang berpusat
di baghdad, yang menyebabkan seluruh keluarga Kerajaan Bani Umayyah ditumpas.
Namun, salah seorang keturunan dari Bani Umayah, yaitu Abdur Rahman berhasil
melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana dia mendirikan Kerajaan Bani
Umayah yang mampu bertahan sejak tahun 193-458 H (756-1065 M).
Kondisi masyarakat Spanyol sebelum Islam mereka memeluk agama khatolik, dan
sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang memeluk agama Islam
secara suka rela. Hubungan antar agama selama itu dapat berjalan dengan baik
karena raja-raja Islam yang berkuasa memberi kebebasan untuk memeluk agamanya
masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika disana telah terjadi
percampuran darah juga terdapat orang-orang yanng berbahasa Arab, beradat
istiadat Arab, meskipun tetap memeluk agama nenek moyang mereka.
Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan perantara sekaligus
obor kebudayaan dan peradaban. Dimana ilmu pengetahuan kuno dan filsafat
ditemukan kembali. Disamping itu, Spanyol menjadi pusat kebudayaan, karena
banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari berbagai pelosok dunia berkumpul
menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-kota tersebut
banyak melahirkan ilmuwan terkemuka. Seperti Abdur Rabbi (sastrawan terkemuka),
Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama, logika, adat istiadat), Al
Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang terkenal dengan bukunya
“muqaddimah”), Al Bakri dan Al Idrisi (ahli ilmu bumi), dan Ibnu Batuta adalah
pengembara terkenal yang menjelajahi negeri-negeri Islam di dunia. Kemudian
lahir pula seorang ahli filsafat yang lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu
Bakar Muhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat abad 12 pentafsir karya0karya
Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang, sekaligus seorang dokter dan ahli
filsafat). Adapun sumbangan utama Ibnu Rusyd di bidang pengobatan ialah buku
ensiklopedi dengan judul Al Kuliyat fit At Tibb, serta buku filsafat “Thahafut
At Tahafut”.
Perlu pula diketahui bahwa peranan wanita-wanita muslim di Spanyol saat itu
tidak hanya mengurus dapur mereka, tetapi mereka juga memberikan sumbangan
besar di bidang kesustraan, seperti Nazhun, Zaynab, Hamda, Hafsah, Al-Kalayyah,
Safia dan Marian dari Seville (adalah seorang guru terkenal). Penulis-penulis
wanita dan dokter0dokter wanita, seperti Sysyah, Hasanah At Tamiyah dan Umm ul
Ula serta masih banyak lagi. Pada abad 12 di Spanyol didirikan pabrik kertas
pertama. Kenangan pertama dari peristiwa itu ialah kata “Rim” melalui kata
“Ralyme” (perancis selatan) diambil dari bahasa Spanyol “ Risma” dari bahas
Arab “Rizma” artinya bendel.
Berakhirnya kekuasaan Bani Umayah di Spanyol di bawah kekuasaan dibawah
Khalifah Sulaiman, diganti oleh dinasti-dinasti Islam kecil, seperti
Al-Murabithin, Al-Muhades (muwahidun) , dan kerajaan bani ahmar. Setelah
delapan abad umat Islam menguasai Andalusia pada tahun 898 H (1492 M). Raja
Abdullah menyerahkan kunci kota Granada kepada Ferdinand pemimpin kaum Salib,
yang selanjutnya beliau menduduki istana Al Hambra, dimana sebelum itu Khalifah
Abdullah bersedia menandatangani perjanjian yang terdiri atas 72 pasal,
diantara isinya antara lain Ferdinand akan menjamin keselamatan jiwa keluarga
Raja Bani Ahmar, demikian pula kehormatan dan kekayaan mereka. Dalam pada itu,
kemerdekaan beragama pun akan dijamin terhadap kaum muslimin yang tinggal di
Andalusia. Akan tetapi, di kemudian hari perjanjian tersebut diingkari oelh
Ferdinand sendiri dan malah mendesak semua pasukan raja Abdullah untuk masuk
Kristen, jka menolak diusir dan harta bendanya disita.
Pertumbuhan agam Islam di Eropa sekarang memang cukup sulit dibandingkan
dengan berdakwah di Asia-Afrika, dimana masyarakatnya terlanjur sekuler,namun
karena kegigihan para mubaligh berdakwah sehingga dalam perkembangannya agama
Islam semakin baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Apalagi setelah Paulus
Paulus II membuka dialog antar umat beragama, seperti yang dilakukan terhadap
tokoh-tokoh muslim khususnya dari Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus
II pernah mengundang Mneteri Agama RI untuk menjelaskan praktek kerukunan hidup
beragama di tanah air.
Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975 sekelompok pemuda masuk Islam,
mereka mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Kemudian pada tahun 1978 mereka
dapat melaksanakan Shalat Idul Adha di Kathedtral (bekas masjid) setelah
memohon izin Uskup Cordoba Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, walikota Tulio
Anguila melaksanakan teori kerukunan beragama. Ia menawarkan umat Islam
menggunakan taman kota dengan diberi kemah besar untuk melaksanakan shalat Idul
Adha dan shalat berjamaah. Disana terdapat madrasah yang dikelola Dr. Umar
Faruq Abdullah yng mengajar bahasa Arab, ilmu Al Qur’an, tafsir, fiqih, hadis
dan lain sebagainya.
Di Belgia, berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat
kegiatan dakwah Islam. Jumlah umat Islam disana sekitar 150.000 orang. Pada
tahun 1980 di Brussel diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center
di kota wina yang dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’,
perpustakaan Muslim’s Social Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam
diakui agama resmi setelah Kristen.
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang
megah. Di kota ini pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul
Wahid Van Bomel (bangsa Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh
muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan
melakukan shalat lima waktu. Tanggal 14 oktober 1983 di kota Redderkerk
dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 500 jamaah dilengkapi ruang
diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan lain sebagainya.
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya.
Hal ini didukung dengan kepeloporannya dalam pemindahan Universitas Islam
Toledo di Spanyol ke Inggris. Sejak itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge
dan Oxford. Mozarabes salah satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam
penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam. Ia mengganti namanya menjadi Petrus Al
Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana Raja Henry I. Pengembangan Islam
dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan Ahad baik untuk anak-anak
maupun orang dewasa. Beberapa organisasi Islam yang ada di Inggris.
1. The
Islamic Council of Europe (Majlis Islam Eropa) berfungsi sebagai pengawas kebudayaan Eropa.
2. The
Union of Moslem Organization( Persatuan Organisasi Islam Inggris)
3. The
Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)
4. Islamic
Fondation dan Moslem
Institute. Keduanya bergerak di bidang penelitian, beranggotakan
orang-orang Inggris dan imigran
Di pusat kota London dibangun Central Mosque (Masjid Agung) yang selesai
pembangunannya pada tahun 1977 terletak di Regents park, dan mampu menampung
4000 jamaah, dilengkapi perpustakaan dan ruang administrasi serta kegiatan
sosial. Disamping itu, orang-orang Islam Inggris juga membeli sebuah gereja
seharga 85.000 poundsterling di pusat kota London yang akan dijadikan pusat
pendidikan ilmu agama Islam. Pemeluk agama Islam disini selain bangsa Inggris
sendiri juga imigran Arab, Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia dan lain-lain
yang jumlahnya ± 1 ½ juta orang (menurut catatan The Union of Moslem
Organization), dan disini agama Islam merupakan agama nomor dua setelah
Kristen. Al Qur’an pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Robert Katton
yang ditejemahkan ke dalam bahasa latin. Kemudian kamus Arab-Inggris pertama
disusun sarjana Inggris E.W.Lanes. juga dinegeri Pangeran Charles ini muncul
pada tahun 1985 seorang walikota muslim yang Muhammad Ajeeb di
stradford Inggris. Dan sejak itu, masyarakat muslim dan mahasiswa Universitas
Oxford mendirikan “Pusat Kajian Islam”.
Roma merupakan negeri pusat agama Katolik, disana berdiri ± 917 gereja
khatolik, protestan, ortodhox, yunani maupun synagoge. Perkembangan Islam
dinegeri itu tidak seperti negara-negara Eropa lainnya. Meskipun demikian,
sejak tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan batu pertama pembangunan masjid
di taman Morst Antene di Pariali, yakni suatu daerah yang tertib di roma.
Selama ini umat Islam di Italia baru memiliki mesjid di kota Catania Sicilia,
dan pertengahan tahun 1995 mesjid bantuan Arab Saudi itu telah diresmikan
pemakaiannya. Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia
(selain Roma) berjumlah 29.000 jamaah.
E. Agama Islam di Australia
1. Islam masuk ke Australia
Islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari
Afganistan yang setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat.
Para pengembara Afganistan tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken
Hill dan New South Wales dari bahan kayu, selanjutnya ke Perth ibukota
Australia Barat dan Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun 1924 pendatang
dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan
Islam disini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II orang-orang Yugoslavia
yang belajar di Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan
pembangunan masjid-masjid di Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan.
Menurut catatan statistik tahun 1975 Australia berpenduduk 13.130.000 orang
yang 1 % nya (132.000) beragama Islam.
1)
Perkembangan Islam di Australia
a. Pembangunan Masjid
1) Pada
abad 20 M perkembangan masjid-masjid di Austrlia cukup menggembirakan, karena
dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan
mesjid yang indah oleh arsitek sharif Abosi dan Ismeth Abidin.
2) Tahun
1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah
pimpinan Fethi Seit Mecca
3) Tahun
1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam
Haji Abdul Lathif.
4) Di
kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia
5) Di
Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS.
b. Tempat Pendidikan
Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan
anak-anak muslim mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya
berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika, Lebanon dan Australia
sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced
Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda,
sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian
(pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).
c. Organisasi Islam
1) Australian
Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam
Australia berpusat di Sydney
2) Federation
of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35
organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.
3) Moslem
Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah
“Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris)
4) Moslem
Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran
keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke
Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.
F. Agama Islam di Afrika
1. Islam masuk ke Afrika
Agama Islam masuk ke daratan Afrika pada masa Khalifah Umar bin Khattab,
waktu Amru bin Ash memohon kepada Khalifah untuk memperluas penyebaran Islam ke
Mesir lantaran dia melihat bahwa rakyat Mesir telah lama menderita akibat
ditindas oleh penguasa Romawi dibawah Raja Muqauqis. Sehingga mereka sangat
memerlukan uluran tangan untuk membebaskannya dari ketertindasan itu. Muqauqis
sesungguhnya tertarik hendak masuk Islam setelah menerima surat dari Rasulullah
SAW. Namun, karena lebih mencintai tahtanya maka sebagai tanda simpatinya
beliau kirimkan hadiah kepada Rasulullah SAW.
Selain alasan diatas Amru bin Ash memandang bahwa Mesir dilihat dari
kacamata militer maupun perdagangan letaknya sangat strategis, tanahnya subur
karena terdapat sungai Nil sebagai sumber makanan. Maka dengan restu Khalifah
Umar bin Khattab dia membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi pada tahun 19 H
(640 M) hingga sekarang. Dia hanya membawa 400 orang pasukan karena sebagian
besar diantaranya tersebar di Persia dan Syria. Berkat siasat yang baik serta
dukungan masyarakat yang dibebaskannya maka ia berhasil memenangkan berbagai
peperangan. Mula-mula memasuki kota Al-Arisy dan dikota ini tidak ada
perlawanan, baru setelah memasuki Al-Farma yang merupakan pintu gerbang
memasuki Mesir mendapat perlawanan, oleh Amru bin Ash kota itu dikepung selama
1 bulan. Setelah Al-Farma jatuh, menyusul pula kota Bilbis, Tendonius, Ainu
Syam hingga benteng Babil (istana lilin) yang merupakan pusat pemerintahan
Muqauqis. Pada saat hendak menyerbu Babil yang dipertahankan mati-matian oleh
pasukan Muqauqis itu, datang bala bantuan 4.000 orang pasukan lagi dipimpin
empat panglima kenamaan, yaitu Zubair bin Awwam, Mekdad bin Aswad, Ubadah bin
Samit dan Mukhollad sehingga menambah kekuatan pasukan muslim yang merasa cukup
kesulitan untuk menyerbu karena benteng itu dikelilingi sungai. Akhirnya, pada
tahun 22 H (642 M) pasukan Muqauqis bersedia mengadakan perdamaian dengan Amru
bi Ash yang menandai berakhirnya kekuasaan Romawi di Mesir.
2. Perkembangan Islam di Afrika
Pemabahasan mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Afrika mencakup
beberapa wilayah negara yaitu Mesir, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko,
Mauritania, Nigeria, Mali, Pantai Gading, Sudan, Ethiopia, Kenya, Zambia dan
lain-laannya. Namun yang akan dibahas kali ini hanya sebagiannya saja.
a. Mesir
Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua
ini, penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa, dimana sekitar tigs jutanya
beragama Kristen selebihnya beragama Islam. Bahkan, di kota Iskandariyah hingga
kini masih terjaga segala macam kebesaran umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu
keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir terdapat delapan universitas diantara
yang termashyur ke seluruh dunia ialah Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh
Bani Fathimiyah pada tahun 972 M. Disana banyak mahasiswa-mahasiswa yang
belajar dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang kebanyakan mendapat
beasiswa untuk belajar ilmu agama maupun pendidikan umum seperti kedokteran,
tekhnik dan lain-lainnya.
Sementara itu, perluasan pengaruh Islam di kawasan Tunisia telah terjadi
sejak pemerintahan Khalifah Usman bin Affan tahun 23-35 H (644-656 M) oleh
Panglima Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarah dengan menghancurkan tentara Romawi
yang telah jatuh reputasinya. Sehingga pasukan Abdullah bin sa’ad dengan mudah
menguasainya. Sedang masuknya Islam ke Maghribil Aqsha atau Afrika Utara
sesudah berdirnya daulah Bani Umayah dibawah pimpinan Khalifah Walid bin Abdul
Malik, yang memberikan tugas tersebut kepada Panglima Musa bin Nushair yang
akhirnya ditunjuk sebagai gubernur wilayah itu.
b. Libya
Negeri Mouamar Ghadafi ini merupakan kawasan terpanas di Timur Tengah,
dengan luas 1.795.540 km berpenduduk ± 3 juta jiwa terdiri dari bangsa Arab,
Barbar serta Palestina hampir seluruhnya beragama Islam. Rakyat hidup dari
sektor pertanian, dan setelah ditemukan sumur-sumur minyak berkualitas tinggi
sebagian penduduknya menjadi tenaga kerja dalam industri ini, selebihnya
mengandalkan tenaga-tenaga asing.
c. Nigeria
Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak
yang diekspor ke Amerika Serikat terbesar kedua setelah Saudi Arabia.
Penduduknya terdiri atas macam-macam suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 %
beragama Islam selebihnya Kristen maupun Animisme. Negeri-negeri yang menikmati
pengaruh Islam di kawasan Afrika dan hingga kini penduduknya mayoritas beragama
Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair, dan Ethiopia.
0 komentar:
Post a Comment